Welcome, Mom/Dad!
google_button Or please Login / Register!
ASI Eksklusif Masih Bisa Stunting, Mitos atau Fakta?

ASI Eksklusif Masih Bisa Stunting, Mitos atau Fakta?

Informasi mengenai pemberian ASI eksklusif cegah stunting mungkin sering Willow Mom dengar. Namun, benarkah demikian?

Sebagian Willow Mom mungkin merasa khawatir “dihantui” oleh stunting. Meski menurun dari tahun lalu, pada tahun 2022 angka stunting Indonesia masih sebesar 21,6 persen berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) terbaru. Tenang dulu Ma, WHO menjelaskan bahwa ASI dan stunting memiliki hubungan erat, lho.


Berdasarkan penelitian, WHO juga mengatakan dua fase yang kasus stunting paling tinggi yaitu pada masa Ibu hamil dan bayi usia 6-24 bulan. Itulah kenapa asupan nutrisi Willow Mom selama hamil dan ASI eksklusif bisa bantu cegah stunting. Yuk, simak penjelasan lebih lanjut di bawah ini, ya!


Apa itu Stunting?


Dilansir dari laman Kemenkes, stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak (pertumbuhan tubuh dan otak) akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Sehingga anak lebih pendek dari anak normal seusianya dan memiliki keterlambatan dalam berpikir. Kekurangan gizi dalam waktu lama itu terjadi sejak janin dalam kandungan sampai awal kehidupan anak (1000 Hari Pertama Kelahiran).


Anak masuk ke dalam kategori stunting ketika panjang atau tinggi badannya menunjukkan angka di bawah -2 standar deviasi (SD). Penilaian status gizi dengan standar deviasi tersebut biasanya menggunakan grafik pertumbuhan anak (GPA) dari WHO.


Tapi, perlu diingat ya, Mom, bahwa anak pendek belum tentu stunting, sedangkan anak stunting pasti terlihat pendek. Jika kondisi ini dialami anak yang masih di bawah usia 2 tahun, harus ditangani dengan segera dan tepat.


Penyebab Stunting


Dilansir dari Alodokter, penyebab utama stunting adalah malnutrisi dalam jangka panjang. Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan anak kekurangan nutrisi adalah:


  1. Ibu mengalami malnutrisi atau terserang infeksi selama hamil
  2. Bayi tidak mendapatkan ASI eksklusif
  3. Kualitas gizi MPASI yang kurang
  4. Bayi menderita penyakit yang menghalangi penyerapan nutrisi, seperti alergi susu sapi atau sindrom malabsorbsi
  5. Anak menderita infeksi kronis, seperti tuberkulosis atau cacingan
  6. Anak memiliki penyakit bawaan, seperti penyakit jantung bawaan atau thalasemia


Dampak Stunting


Beberapa dampak dari kondisi ini, antara lain:


Dampak Jangka Pendek


Dampak jangka pendek stunting dapat meliputi gangguan otak, kecerdasan, pertumbuhan fisik, dan metabolisme. Anak yang mengalami stunting pada umumnya memiliki tinggi badan yang lebih pendek dari anak lain seusianya.


Dampak Jangka Panjang


Jika stunting tidak ditangani sedini mungkin bisa menyebabkan dampak jangka panjang, seperti:


  1. Gangguan perkembangan kemampuan kognitif otak anak;
  2. Penurunan kekebalan tubuh sehingga mudah sakit;
  3. Risiko lebih tinggi terjadinya penyakit metabolik, seperti kegemukan;
  4. Kesulitan belajar akibat gangguan konsentrasi;
  5. Penyakit pembuluh darah;
  6. Penyakit jantung.


Nah, maka dari itu, Mom, perlu dilakukan tindakan pencegahan agar si Kecil tidak mengalami stunting. Salah satunya dengan memenuhi nutrisi dari masa kehamilan sampai 1000 hari pertamanya.


ASI Eksklusif dan Stunting


Salah satu cara yang bisa dilakukan Willow Mom dalam mencegah stunting adalah dengan melakukan pemberian ASI eksklusif dari usia 0-6 bulan. Langkah pencegahan ini direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF lho, Mom.


Sebuah penelitian menyebutkan, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif selama enam bulan memberikan perlindungan terhadap infeksi saluran cerna dan kandungan gizi yang diperlukan untuk mencegah stunting.


Dilansir dari laman Universitas Airlangga, ASI dapat mengurangi risiko stunting pada anak karena kandungan nutrisinya yang lengkap. Jika tidak mendapatkan ASI yang eksklusif selama 6 bulan, maka bayi berisiko kehilangan nutrisi penting yang bisa menjadi penghambat tumbuh kembangnya.


Berdasarkan riset, anak balita yang tidak mendapatkan IMD mempunyai risiko 1,3 kali lebih besar mengalami stunting. Sedangkan pada anak yang menerima ASI eksklusif, risikonya 9,3 kali lebih rendah untuk mengalami kondisi ini dibandingkan yang tidak memperolehnya. Tapi, perlu diingat juga ya, Mom, pemberian ASI yang baik perlu dilakukan hingga anak berusia 2 tahun.


Pencegahan Stunting


Ada beberapa cara yang dapat Willow Mom lakukan untuk mencegah stunting, diantaranya:


  1. Pemenuhan kebutuhan zat gizi saat hamil. Ibu hamil harus mendapatkan makanan yang cukup gizi, suplementasi zat gizi (tablet zat besi atau Fe) dan terpantau kesehatannya;
  2. ASI eksklusif sampai umur 6 bulan dan setelah umur 6 bulan diberi makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup jumlah dan kualitasnya;
  3. Memantau pertumbuhan balita di posyandu merupakan upaya yang sangat strategis untuk mendeteksi dini terjadinya gangguan pertumbuhan;
  4. Meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi, serta menjaga kebersihan lingkungan. Hal ini berpengaruh untuk kesehatan Ibu hamil dan tumbuh kembang anak, karena anak usia di bawah dua tahun rentan terhadap berbagai infeksi dan penyakit, seperti gangguan pencernaan.


Nah, itulah edukasi mengenai stunting dan bagaimana cara mencegahnya. Jadi, ASI eksklusif sangat berperan untuk mencegah stunting. Maka dari itu, cukupi kebutuhan nutrisi si Kecil mulai dari masa kehamilan sampai 1000 hari pertamanya ya, Mom.


Leave A Comment