-pasir-emas-di-pantai-870x444.jpg)
Di sebuah desa kecil di tepi laut, hiduplah seorang anak laki-laki bernama Raka. Ia tinggal bersama neneknya yang sudah tua di sebuah gubuk sederhana dekat pantai. Setiap pagi, Raka membantu neneknya mencari kerang dan ikan untuk dijual ke pasar.
Suatu hari, saat fajar baru menyingsing, Raka berjalan ke pantai seperti biasa. Namun, hari itu berbeda. Cahaya matahari tampak memantul dengan aneh di kejauhan. Ia mengucek matanya, lalu berlari ke arah pantulan itu.
Raka tertegun. Di sana, di sepanjang garis pantai, terhampar pasir berwarna emas yang berkilauan!
Raka: “Wah... apa ini? Pasirnya... bersinar seperti emas sungguhan!”
Raka pun mengambil segenggam pasir dan membawanya pulang. Saat menunjukkan kepada neneknya, ia berseru:
Raka: “Nek! Lihat ini! Pasir emas! Banyak sekali di pantai!”
Nenek: (menatap dengan cemas) “Pasir emas? Kau yakin, Raka? Jangan-jangan itu sihir...”
Raka: “Tapi Nek, kalau ini benar emas, kita tidak perlu hidup miskin lagi! Aku bisa menjualnya di kota.”
Nenek Raka tampak ragu, tapi akhirnya berkata:
Nenek: “Kalau kau memang ingin mencoba, bawalah sedikit saja ke kota. Tapi hati-hatilah, Nak. Jangan serakah.”
Keesokan harinya, Raka membawa pasir emas itu ke kota. Para pedagang terkejut dan langsung membayarnya dengan harga tinggi. Raka pulang dengan banyak uang dan membeli makanan serta pakaian baru untuk neneknya.
Namun, setelah hari itu, Raka mulai berubah.
Ia tak lagi membantu neneknya memancing. Ia sibuk mengambil lebih banyak pasir emas setiap hari, bahkan hingga malam.
Nenek: “Raka, istirahatlah dulu. Tubuhmu lelah.”
Raka: “Aku harus mengumpulkan lebih banyak pasir emas, Nek. Mumpung belum diambil orang lain.”
Nenek hanya bisa menghela napas. Tapi suatu malam, ketika Raka kembali ke pantai, ia menemukan pasir emas itu menghilang. Yang tersisa hanyalah pasir biasa.
Raka: “Tidak! Ke mana perginya?! Pasir emasnya… hilang!”
Tiba-tiba, dari balik ombak, muncul seorang wanita tua berambut panjang yang bercahaya seperti bulan.
Wanita Tua: “Pasir emas itu adalah hadiah bagi mereka yang rendah hati. Kau tamak, Raka. Maka kutarik kembali berkahnya.”
Raka: (tertegun) “Aku... aku hanya ingin membuat hidup kami lebih baik…”
Wanita Tua: “Kau lupa bahwa kebahagiaan tidak datang dari emas, tapi dari hati yang tulus dan keluarga yang kau cintai.”
Lalu wanita itu menghilang dalam cahaya. Raka pun terduduk di pasir yang kini kembali biasa.
Sejak saat itu, Raka berubah. Ia kembali membantu neneknya dengan penuh cinta dan semangat. Meski hidup mereka sederhana, hati mereka penuh kebahagiaan.
Dan setiap pagi, saat sinar matahari menyentuh permukaan laut, Raka tersenyum, mengingat pelajaran dari pasir emas di pantai.
Same In Category
- Yuk, Stimulasi Sensori dan Latih Kemandirian Si Kecil saat Belajar Mandi Sendiri!
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Pelajari Cara Mempercepat Pembukaan 1 Ke 10 Agar Persalinan Lancar
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk, Kenali Cara Mendeteksi dan Penyebab Bayi Terlilit Tali Pusar
- Yuk, Kenalan dengan Metode Gentle Birth!
- Yuk Mom, Simak Cara Mencegah Anak Kelelahan selama Mudik Lebaran
- Yoga Hamil, Apa Manfaatnya untuk Janin?
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
Related Blogs By Tags
- Yuk, Stimulasi Sensori dan Latih Kemandirian Si Kecil saat Belajar Mandi Sendiri!
- Yuk, Siapkan Perlengkapan Musim Hujan untuk Si Kecil
- Yuk, Ketahui Posisi Tidur Bayi agar Tidak Gumoh!
- Yuk Mom, Simak Cara Mencegah Anak Kelelahan selama Mudik Lebaran
- Yang Cepat Tak Selalu Baik, Ini Bahaya Bayi Duduk Sebelum Waktunya
- Willow Mom, Ini Dia Cara Mengatasi Biang Keringat Pada Bayi
- Waspadai Penyakit yang Timbul setelah Anak Berenang
- Waspada! Kulit Bayi Rentan Infeksi Jamur saat Musim Hujan
- Waspada Obesitas pada Bayi, Ini Cara Mengatasinya!
- Waspada Black Mold Tumbuh di Ruangan Lembab Mengganggu Kesehatan Anak
Leave A Comment